Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
Sejarah penemuan Aspirin sudah diawali ribuan tahun lalu sejak zaman mesir kuno dimana pada saat itu orang Mesir Kuno dan Hipokrates menggunakan kulit pohon Willow sebagai obat penghilang rasa sakit, demam dan peradangan kemudian khasiat obat ini tersebar luas.Reverend Edward Stone dari Chipping Norton, Inggris, merupakan orang pertama yang mempublikasikan penggunaan medis dari aspirin. Pada tahun 1763, ia telah berhasil melakukan pengobatan terhadap berbagai jenis penyakit dengan menggunakan senyawa tersebut. Pada tahun 1826, peneliti berkebangsaan Italia, Brugnatelli dan Fontana, melakukan uji coba terhadap penggunaan suatu senyawa dari daun willow sebagai agen medis. Dua tahun berselang, pada tahun 1828, seorang ahli farmasi Jerman, Buchner, berhasil mengisolasi senyawa tersebut dan diberi nama salicin yang berasal dari bahasa latin willow, yaitu salix. Senyawa ini memiliki aktivitas antipiretik yang mampu menyembuhkan demam.
[/caption]
Penelitian mengenai senyawa ini berlanjut hingga pada tahun 1830 ketika seorang ilmuwan Perancis bernama Leroux berhasil mengkristalkan salicin. Penelitian ini kemudian dilanjutkan oleh ahli farmasi Jerman bernama Merck pada tahun 1833. Sebagai hasil penelitiannya, ia berhasil mendapatkan kristal senyawa salicin dalam kondisi yang sangat murni. Senyawa asam salisilat sendiri baru ditemukan pada tahun 1839 oleh Raffaele Piria dengan rumus empiris C7H6O3.
Bayer meupakan perusahaan pertama yang berhasil menciptakan senyawa aspirin (asam asetilsalisilat). Ide untuk memodifikasi senyawa asam salisilat dilatarbelakangi oleh banyaknya efek negatif dari senyawa ini. Pada tahun 1845, Arthur Eichengrun dari perusahaan Bayer mengemukakan idenya untuk menambahkan gugus asetil dari senyawa asam salisilat untuk mengurangi efek negatif sekaligus meningkatkan efisiensi dan toleransinya. Pada tahun 1897, Felix Hoffman berhasil melanjutkan gagasan tersebut dan menciptakan senyawa asam asetilsalisilat yang kemudian umum dikenal dengan istilah aspirin. Aspirin merupakan akronim dari:
A : Gugus asetil
spir : nama bunga tersebut dalam bahasa Latin
spiraea : suku kata tambahan yang sering kali digunakan
in : untuk zat pada masa tersebut.
Aspirin adalah zat sintetik pertama di dunia dan penyebab utama perkembangan industri farmateutikal.Bayer mendaftarkan aspirin sebagai merek dagang pada 6 Maret 1899. Felix Hoffmann bukanlah orang pertama yang berusaha untuk menciptakan senyawa aspirin ini. Sebelumnya pada tahun 1853, seorang ilmuwan Perancis bernama Frederick Gerhardt telah mencoba untuk menciptakan suatu senyawa baru dari gabungan asetil klorida dan sodium salisilat.
Bayer kehilangan hak merek dagang setelah pasukan sekutu merampas dan menjual aset luar perusahaan tersebut setelah Perang Dunia Pertama. Di Amerika Serikat (AS), hak penggunaan nama aspirin telah dibeli oleh AS melalui Sterling Drug Inc., pada 1918. Walaupun masa patennya belum berakhir, Bayer tidak berhasil menghalangi saingannya dari peniruan rumus kimia dan menggunakan nama aspirin. Akibatnya, Sterling gagal untuk menghalangi "Aspirin" dari penggunaan sebagai kata generik. Di negara lain seperti Kanada, "Aspirin" masih dianggap merek dagang yang dilindungi.
Efek Aspirin sebagai pertolongan pertama untuk mengatasi rasa sakit atau nyeri telah digunakan selama 100 tahun terakhir. Saking populernya, Aspirin menjadi santapan penelitian oleh ilmuwan baik dalam temuan baru atau pun yang mengkritisinya.
"Aspirin menjadi obat yang paling banyak diteliti baik dalam temuan baru atau yang membantahnya," kata Profesor Peter Elwood, MD, DSc, FRCP, FFPHM dari Departement of Epidemilogy di Cardiff University College of Medicine Inggris ketika berbicara dalam acara 'Scientific Tutorial for Journalist' yang diadakan Bayer Schering Pharma di Marco Polo Beijing, China.
Semua hasil-hasil penelitian itu kata Profesor Elwood kemudian dilakukan meta analisis untuk memastikan kesahihannya. Dari sinilah kemudian muncul khasiat lain Aspirin yang tak cuma penghilang rasa sakit, nyeri dan demam. Aspirin berkembang menjadi pengobat dan pencegah penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah darah/stroke).
Menurut Profesor Thomas A Pearson, MD, MPH, PhD dari University of Rochester Medical Center, New York AS, dalam acara World Congress of Cardiology di Beijing 16-19 Juni 2010, Aspirin bisa mencegah terjadinya penggumpalan darah pemicu utama jantung dan stroke.
Penggunaan dosis rendah setiap hari bagi orang yang berisiko terkena penyakit kardiovaskular terbukti bisa mengurangi risiko penggumpalan darah. Risiko penggumpalan darah ini terjadi pada penderita tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas (kegemukan), merokok dan kurang bergerak.
Penelitian Aspirin sebagai pengobat dan pencegah kardiovaskular dikembangkan sejak tahun 1970-an. Sejak saat itu Aspirin menjadi 'teman' wajib penderita jantung dan kolesterol tinggi.
"Hasil studi 6 penelitian menunjukkan Aspirin bisa mengurangi risiko serangan jantung fatal dan stroke mulai dari pengurangan 15 persen hingga 66 persen," kata Profesor Pearson.
Penggunaan Aspirin dalam dosis kecil tiap hari sebesar 100 mg atau kurang untuk orang yang berisiko terkena kardiovaskular, juga telah dilindungi oleh Bayer dengan senyawa yang aman untuk menghindari iritasi lambung. Bayer membuat efektifitas ASA lebih baik dari obat generik lainnya karena hanya menggunakan dosis rendah untuk pencegahan kardiovaskular.
Hal itu diamini oleh Dr. Ronally Rasmin, SpJP dari RS Budhi Asih Jakarta dalam penjelasan tertulisnya, Minggu (20/6/2010) yang mengakui cara kerja Aspirin dosis rendah yang lebih luas.
"ASA Generik yang non-coated, dosisnya lebih besar dan lebih diindikasikan pada kasus demam, nyeri dan untuk anak. Sedangkan ASA dosis rendah keluaran Bayer sudah coated tablet, lepasnya di dalam sel cerna terukur dan diindikasikan karena cara kerjanya untuk jumlah penyakit yang lebih luas seperti kardiovaskular, perokok, dislipidemia selain angina," katanya.
Profesor Pearson mengatakan penggunaan Aspirin yang terbukti efektif untuk kardiovaskular juga telah diikuti dengan penelitian Aspirin untuk pengobatan dan pencegahan kanker, Alzheimer dan preeklamsia (darah tinggi saat hamil).
"Sudah banyak penemuan Aspirin yang bisa untuk pencegahan kanker usus besar (kolorektal), kanker payudara, kanker prostat, kanker paru, Alzheimer dan pre-eklamsia yang sepertinya manfaatnya tinggal menunggu pembuktian lebih lanjut saja," kata Profesor Pearson.
Diakui Profesor Pearson, perhatian Aspirin masih terpusat pada manfaat pengobatan dan pencegah kardiovaskular. Tapi menurutnya penelitian lain menjanjikan penggunaan aspirin yang makin dinamis di waktu-waktu mendatang.
Publik akan menunggu kejutan apalagi dari Aspirin yang tak hanya sebagai obat nyeri dan demam tapi menjadi obat dan pencegah kardiovaskular. Apakah nama Aspirin yang melegenda dalam dunia medis selama 1 abad ini akan memunculkan khasiat baru lagi?
Referensi: wikipedia, health.detik.com, copasilmu.blogspot.com
Baim 15 Jul, 2011
--
Source: http://arekprambon.blogspot.com/2011/07/sejarah-aspirin-dan-khasiatnya-dari.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 komentar on Sejarah Aspirin dan Khasiatnya dari Masa ke Masa :
Post a Comment and Don't Spam!