Go Green, Jangan Hanya di Mulut Saja

Share on :
Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!


Go Green
. Tak tahu kenapa, kata yang satu ini bak menjadi jampi-jampi sakti sekarang. Ada yang memakainya untuk bersih-bersih lingkungan kompleksnya, ada juga yang memakainya buat sekedar jualan produk, atau kampanye politik. yah, pastinya, mau bagaimanapun orang-orang menggunakan istilah go green itu, ada satu kenyataan yang tidak bisa kita tolak hari ini; butuhnya penyelamatan akan lingkungan hidup.

Apa kabar dengan lingkungan hidup suburban? Kalau membicarakan ini, ada baiknya kita melihat kota Tangerang Selatan, tepatnya Ciputat yang semrawut bukan main. Sampah jadi masalah yang sedang bikin pusing orang-orang Tangsel. Setiap hari ada saja sampah yang luber ke trotoar atau jalanan. Parahnya lagi, macet terjadi hampir di setiap sudut Tangsel.

Sudahlah. Bosan juga rasanya ngomongin kerusakan lingkungan hidup, khususnya di suburban ini. Mari kita tengok, masih di Tangsel, ke daerah Sawah Besar. Ada Kandank Jurank Doank di sana. Sekolah alam yang mengajarkan kebebasan anak-anak dalam berkreativitas ini adalah oase bagi Tangsel dan sekitarnya agar tidak melulu pusing dengan sampah. Kemudian, Glow Up mencoba survei ke situ paling termasyur di Tangerang Kota. Apalagi kalau bukan Situ Cipondoh. Di sanalah seorang ketua RW muda, Nurdin (36), bersama-sama warga membabat eceng gondok dan pakis haji yang menutupi permukaan danau. Itu dilakukan sejak 2005 hingga kini Situ Cipondoh yang terhampar seluas 125 Hektar menjadi kebanggaan warga Tangerang. "Setiap hari kita bergerak terus. Sampai sekarang masih ada yang nge-bersihin," kata Nurdin.

Lain lagi di kawasan Cinere, Depok. Ada satu kampung yang lebih "megah" daripada kampung lainnya. Sangat besar, dan hanya bertuliskan identitas: 99. Ya, Kampung 99 Pepohonan namanya. Komunitas di dalamnya menggerakan pola hidup organik. Sehat, efektif, dan efisien. Kampung seluas 5 Hektar ini juga merupakan oase tak ternilai di kawasan Depok dan sekitarnya.

Di Bogor maupun Bekasi, mungkin ada banyak lagi Go Green yang tidak sekedar Go Green-Go Greenan. Buat Bogor, ada sebuah Komunitas Pecinta Tjiliwung yang kerjaan rutinnya memulung. Sekarang ini volunteer mereka telah meluas dari berbagai usia dewasa hingga anak-anak. Sayangnya, di Bekasi ada kabar tak enak. Mengenai Adipura yang mau dicabut gara-gara ada dugaan suap.

Nah, Glowers, contoh-contoh seperti Kandank Jurank Doank, Kampung 99, Situ Cipondoh, dan Komunitas Pecinta Tjiliwung setidaknya bisa menjadi referensi kita. Go Green, jangan hanya di mulut saja. Sekecil apa pun, mari kita berbuat. Bersih-bersih lingkungan hidup kita sebelum suburban jadi berkarat karena kelamaan dibiarkan merongsok. Bukan dengan Cuma meneriakkan avada kedavra! Lalu jadi Go Green 'kan?


Sumber: http://glowupmagazine.com/2011/03/go-green-jangan-hanya-di-mulut-saja/

Baim 06 Jul, 2011


--
Source: http://arekprambon.blogspot.com/2011/07/go-green-jangan-hanya-di-mulut-saja.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com

0 komentar on Go Green, Jangan Hanya di Mulut Saja :

Post a Comment and Don't Spam!

DAFTAR ISI